Pemasaran bawang daun
1. SALURAN
PEMASARAN
Petani Produsen
|
Tengkulak
|
Pedagang
Pengumpul
|
Pedagang Besar
(Grosir)
|
Pedagang
Pengencer
|
Industri makanan
|
Eksportir
|
Konsumen
rumah tanggga
|
Konsumen lembaga
; ( hotel, rumah makan, caterring, dan sebagainya.
|
2. LEMBAGA PEMASARAN
Lembaga-lembaga pemasaran meliputi :
1. Tengkulak
2. pedagang
pengumpul
3. Pedagang besar
(grosir) baik yang berada di desa, kecamatan maupun kota
4. Pedagang
pengencer, misalnya pasar umum, supermarket, warung-warung kecil dan lain-lain
5. industri
makanan
6. Eksportir.
Lembaga-lembaga pemasaran tersebut dalam menjalankan fungsinya membentuk rantai
pemasaran hingga ke konsumen.
3.
MARGIN PEMASARAN
Biaya modal usaha tani
ini dibagi tiga bagia, yaitu biaya prasarana produksi, sarana produksi, dan
tenaga kerja.
1. Prasarana Produksi
a. Sewa lahan
selama 4 bulan Rp 800.000,00
b. Base
camp/gudang ukuran 5m x 5m:
1) Bamboo 15
btg @ Rp 4.000,00 Rp 60.000,00
2) Dinding
bambu 5 x 1 ,75 m sebanyak 8 ptg
@ Rp 18.500,00 Rp 148.000,00
3) Paku 3,5 kg
@ Rp 5.000,00 Rp 17.500,00
4) Tali 15 m @
Rp 600,00 Rp 9.000,00
5) Genting 950
buah @ Rp 300,00 Rp 285.000,00
6) Tenaga
kerja 10 HKSP @ Rp 9.000,00 Rp 90.000,00
c. Peralatan:
1) Tangki semprot
2 buah @ Rp 130.000,00 Rp 260.000,00
2) Cangkul 5
buah @ Rp 13.500,00 Rp 67.500,00
3) Sabit 5
buah @ Rp 5.000,00 Rp 22.500,00
4) Gembor 3
buah @ Rp 5.000,00 Rp 15.000,00
5) Ember
plastic 4 buah @ Rp 5.000,00 Rp 20.000,00
6) Alat
pelubang mulsa 2 buah @ Rp 11.000,00 Rp 22.000,00
7) Gunning
pangkas 2 buah @ Rp 15.000,00 Rp 30.000,00
d. Mulsa
plastic hitam perak 10 rol@ Rp 250.000,00 Rp 2.500.000,00
2. Sarana Produksi
a. Bibit 4.000
kg @ Rp 1.000,00 Rp 4.000.000,00
b. Pupuk dan
obat-obatan:
1) Pupuk harmony
BS-1 dan harmony P-1
masing-masing 8 liter
@ Rp 17.600,00 Rp 281.600,00
2) Urea 150 kg
@ Rp 1.250,00 Rp 187.500,00
3) SP-36 175
kg @ Rp 1.800,00 Rp 315.000,00
4) KCI 150 kg
@ Rp 2.500,00 Rp 375.000,00
5) Pupuk daun
fosfot-N 2 liter @ Rp 38.000,00 Rp 76.000,00
6) Insektisida
(curacron 500 EC)
5 liter @ Rp
156.000,00 Rp 780.000,00
7) Fungisida
(antracol) 5 kg @ Rp 60.000,00 Rp 300.000,00
3. Tenaga Kerja
a. Pengolahan
tanah I, pembajakan dengan traktor Rp. 200.000,00
b. Pengolahan
tanah II, pencangkulan 71 HKSP @Rp.9.000,00
Rp. 639.000,00
c. Pengolahan
tanah III, pembentukan bedeng dan parit 100 HKSP
Rp. 900.000,00
d. Pemupukan
dasar 15 HKSP Rp. 135.000,00
e. Pengaturan
( merapikan ) bedengan 30 HKSP Rp. 270.000,00
f. Pemasangan
mulsa plastik 45 HKSP Rp. 405.000,00
g. Pelubangan
mulsa dan penanama 28 HKSP Rp. 252.000,00
h. Penyiangan
90 HKSP Rp. 810.000,00
i.
Penyemprotan pupuk daun 16 HKSP Rp. 144.000,00
j.
Penyemprotan pestisida 96 HKSP Rp. 864.000,00
k. Pemangkasan
bungan dan daun, 32 HKSP Rp. 288.000,00
l. Tenaga
pengawas ( mandor )
1 orang selama 4 bulan
@ Rp.500.000,00 Rp. 2.000.000,00
Jumlah Rp
17.568.600,00
Analisis Pendapatan dan Keuntungan
1. Pendapatan :
146.665 X 90% X 0,325 kg X Rp 1.100,00 = Rp 47.189.463,00
2. Biaya Usaha tani Rp 18.303.248,00
3. keuntungan usaha tani Rp 28.886.215,00
Analisis Titik Impas Pulang Modal
BEP Volume Produksi
BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus di hasilkan
dalam usaha tani agar tidak mengalami kerugian.
= 16.639 kg
Hasil ini menunjukan
bahwa pada saat diperoleh produksi sebesar 16.639 kg bawang daun, usaha tani
bawang daun tersebut tidak menghasilkan keuntungan, namun juga tidak mengalami
kerugian.
BEP Harga Produksi
BEP harga produksi
menggambarkan harga terendah dari produk yang dihasilkan agar usaha tani
mencapai titik impas. Jika harga pasaran ditingkat petani lebih rendah dari
pada harga BEP, usaha tani akan mengalami kerugian. Harga BEP ini merupakan
harga pokok atau harga dasar untuk mengembalikan modal. Agar usaha tani untung,
petani harus menjual produksinya diatas harga dasar ini.
= Rp. 426,50/kg
Hasil ini menunjukan
bahwa pada saat harga bawang daun ditingkat petani sebesar Rp.426,50 usaha tani
bawang daun tidak mengalami keuntungan namun tidak juga mengalami kerugian.
Analisis Kelayakan
Usaha Tani ( B/C Ratio )
B/C Ratio =
= 2,57
Nilai B/C
ratio sebesar 2,57 menunjukan bahwa dari pengeluaran biaya sebesar
Rp.18.303.248,00 akan diperoleh penerimaan sebesar 2,57 kali dari biaya yang
digunakan. Dengan kata lain, hasil penjualan bawang daun mencapai 257 % dari
modal yang digunakan. Jika nilai B/C ratio lebih besar dari pada satu, usaha
tani dapat dikatakan layak.
Analisis
Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal
= 164,41 %
Nilai ROI
sebesar 164,41 % menggambarkan bahwa setiap pengeluaran modal sebesar Rp.100,00
akan diperoleh keuntungan sebesar Rp.164,41. Nilai ROI yang tinggi menunjukan
bahwa usaha tani bawang daun tersebut telah sangat efisien.
4. STRATEGI PEMASARAN
Dalam hal srategi pemasaran akan lebih banyak berkaitan dengan masalah
distribusi, panyajian, dan tempat penjualan. Strategi yang biasanya dianut
untuk pemasaran produk dengan skala kecil, bersifat home industri, berupa makan
biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara, hal ini sangat
berlaina dengan produk-produk food maupun produkl non food yang sudah berskala
industri menengah keatas yang suka atau tidak suka harus meggunakan jasa
distributor untuk memasarkannya.
Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada
pembeli langsung. Cara lain yang digunakan adalah dengan mendatangi
indusri-industri seperti mie instan.
Nama : Yusup maulana
Prodi : Agribisnis
Smester
: Dua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar