Kamis, 07 November 2013



Pemasaran bawang daun


1. SALURAN PEMASARAN
Petani Produsen
Tengkulak
Pedagang Pengumpul
Pedagang Besar (Grosir)
Pedagang Pengencer
Industri makanan
Eksportir
 












Konsumen rumah tanggga
Konsumen lembaga ; ( hotel, rumah makan, caterring, dan sebagainya.

                                                                                                                                                                  










2. LEMBAGA PEMASARAN
Lembaga-lembaga pemasaran meliputi        :
1.      Tengkulak
2.      pedagang pengumpul
3.      Pedagang besar (grosir) baik yang berada di desa, kecamatan maupun kota
4.      Pedagang pengencer, misalnya pasar umum, supermarket, warung-warung kecil dan lain-lain
5.      industri makanan
6.      Eksportir. Lembaga-lembaga pemasaran tersebut dalam menjalankan fungsinya membentuk rantai pemasaran hingga ke konsumen.
3. MARGIN PEMASARAN
Biaya modal usaha tani ini dibagi tiga bagia, yaitu biaya prasarana produksi, sarana produksi, dan tenaga kerja.
1. Prasarana Produksi
a. Sewa lahan selama 4 bulan Rp 800.000,00
b. Base camp/gudang ukuran 5m x 5m:
1) Bamboo 15 btg @ Rp 4.000,00 Rp 60.000,00
2) Dinding bambu 5 x 1 ,75 m sebanyak 8 ptg
    @ Rp 18.500,00 Rp 148.000,00
3) Paku 3,5 kg @ Rp 5.000,00 Rp 17.500,00
4) Tali 15 m @ Rp 600,00 Rp 9.000,00
5) Genting 950 buah @ Rp 300,00 Rp 285.000,00
6) Tenaga kerja 10 HKSP @ Rp 9.000,00 Rp 90.000,00
c. Peralatan:
1) Tangki semprot 2 buah @ Rp 130.000,00 Rp 260.000,00
2) Cangkul 5 buah @ Rp 13.500,00 Rp 67.500,00
3) Sabit 5 buah @ Rp 5.000,00 Rp 22.500,00
4) Gembor 3 buah @ Rp 5.000,00 Rp 15.000,00
5) Ember plastic 4 buah @ Rp 5.000,00 Rp 20.000,00
6) Alat pelubang mulsa 2 buah @ Rp 11.000,00 Rp 22.000,00
7) Gunning pangkas 2 buah @ Rp 15.000,00 Rp 30.000,00
d. Mulsa plastic hitam perak 10 rol@ Rp 250.000,00 Rp 2.500.000,00
2. Sarana Produksi
a. Bibit 4.000 kg @ Rp 1.000,00 Rp 4.000.000,00
b. Pupuk dan obat-obatan:
1) Pupuk harmony BS-1 dan harmony P-1
masing-masing 8 liter @ Rp 17.600,00 Rp 281.600,00
2) Urea 150 kg @ Rp 1.250,00 Rp 187.500,00
3) SP-36 175 kg @ Rp 1.800,00 Rp 315.000,00
4) KCI 150 kg @ Rp 2.500,00 Rp 375.000,00
5) Pupuk daun fosfot-N 2 liter @ Rp 38.000,00 Rp 76.000,00
6) Insektisida (curacron 500 EC)
5 liter @ Rp 156.000,00 Rp 780.000,00
7) Fungisida (antracol) 5 kg @ Rp 60.000,00 Rp 300.000,00
3. Tenaga Kerja
a. Pengolahan tanah I, pembajakan dengan traktor Rp. 200.000,00
b. Pengolahan tanah II, pencangkulan 71 HKSP @Rp.9.000,00
Rp. 639.000,00
c. Pengolahan tanah III, pembentukan bedeng dan parit 100 HKSP
Rp. 900.000,00
d. Pemupukan dasar 15 HKSP Rp. 135.000,00
e. Pengaturan ( merapikan ) bedengan 30 HKSP Rp. 270.000,00
f. Pemasangan mulsa plastik 45 HKSP Rp. 405.000,00
g. Pelubangan mulsa dan penanama 28 HKSP Rp. 252.000,00
h. Penyiangan 90 HKSP Rp. 810.000,00
i. Penyemprotan pupuk daun 16 HKSP Rp. 144.000,00
j. Penyemprotan pestisida 96 HKSP Rp. 864.000,00
k. Pemangkasan bungan dan daun, 32 HKSP Rp. 288.000,00
l. Tenaga pengawas ( mandor )
1 orang selama 4 bulan @ Rp.500.000,00 Rp. 2.000.000,00
Jumlah Rp 17.568.600,00

Analisis Pendapatan dan Keuntungan
1. Pendapatan :  
146.665 X 90% X 0,325 kg X Rp 1.100,00  = Rp 47.189.463,00
2. Biaya Usaha tani     Rp 18.303.248,00
3. keuntungan usaha tani       Rp 28.886.215,00
Analisis Titik Impas Pulang Modal
BEP Volume Produksi
BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus di hasilkan dalam usaha tani agar tidak mengalami kerugian.

= 16.639 kg
Hasil ini menunjukan bahwa pada saat diperoleh produksi sebesar 16.639 kg bawang daun, usaha tani bawang daun tersebut tidak menghasilkan keuntungan, namun juga tidak mengalami kerugian.
BEP Harga Produksi
BEP harga produksi menggambarkan harga terendah dari produk yang dihasilkan agar usaha tani mencapai titik impas. Jika harga pasaran ditingkat petani lebih rendah dari pada harga BEP, usaha tani akan mengalami kerugian. Harga BEP ini merupakan harga pokok atau harga dasar untuk mengembalikan modal. Agar usaha tani untung, petani harus menjual produksinya diatas harga dasar ini.
                                   
= Rp. 426,50/kg
Hasil ini menunjukan bahwa pada saat harga bawang daun ditingkat petani sebesar Rp.426,50 usaha tani bawang daun tidak mengalami keuntungan namun tidak juga mengalami kerugian.

Analisis Kelayakan Usaha Tani ( B/C Ratio )
B/C Ratio =
 
 = 2,57
Nilai B/C ratio sebesar 2,57 menunjukan bahwa dari pengeluaran biaya sebesar Rp.18.303.248,00 akan diperoleh penerimaan sebesar 2,57 kali dari biaya yang digunakan. Dengan kata lain, hasil penjualan bawang daun mencapai 257 % dari modal yang digunakan. Jika nilai B/C ratio lebih besar dari pada satu, usaha tani dapat dikatakan layak.
Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal

       = 164,41 %
Nilai ROI sebesar 164,41 % menggambarkan bahwa setiap pengeluaran modal sebesar Rp.100,00 akan diperoleh keuntungan sebesar Rp.164,41. Nilai ROI yang tinggi menunjukan bahwa usaha tani bawang daun tersebut telah sangat efisien.

4. STRATEGI PEMASARAN
Dalam hal srategi pemasaran akan lebih banyak berkaitan dengan masalah distribusi, panyajian, dan tempat penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk pemasaran produk dengan skala kecil, bersifat home industri, berupa makan biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara, hal ini sangat berlaina dengan produk-produk food maupun produkl non food yang sudah berskala industri menengah keatas yang suka atau tidak suka harus meggunakan jasa distributor untuk memasarkannya.
Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada pembeli langsung. Cara lain yang digunakan adalah dengan mendatangi indusri-industri seperti mie instan.


Nama    :               Yusup maulana
Prodi     :               Agribisnis
  Smester   :              Dua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar