Kamis, 07 November 2013

BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Disiplin sangat penting, apalagi untuk seorang mahasiswa, mahasiswa yang berhasil adalah mahasiwa yang dapat menempatkan dirinya pada posisi yang membuat semua orang nyaman di sampingnya, dan disiplinlah kuncinya, karna apa ?, disiplin itu nilainya sangat tinggi, bahkan orang yang disiplin bias mengalahkan orang yang jenius sekalipun, yabegitulah kalau melihat data yang saya perhitungkan,

Kurang diterapkannya kedisiplinan dalam suatu lingkungan pembelajaran, ataupun dalam lingkungan kampus, itu akan membuat mahasiswa berpikir cebdrung arogan, seperti yang slalu kita lihat adalah sebuah tindakan menyimpang, di karnakan minimnya nilai kedisiplinan, seperti pemekaian barang haram, udah tau itu barang haram, tapi masih di pake, bodoh banget itu pemakai, gaber piker mungkin, kalau perbuatannya itu akan di pertanggung jawabkan kelak di akhirat nanti, ok map sedikit menyimpang, tapi yang jelas pihak- pihak yang mengurus soal ketertiban mahasiswa, di harapkan menerapkan kedisiplinan di bagian paling penting, karna kenapa?, karna mahasiswa memiliki kebebasan berpendapat, jadi pagari kebebasan itu dengan akhlak dan kedisiplinan yang baik.

Tindakan kedisiplinan sebaiknya dilakukan, sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi, karena, sebagai manusia kitatid akakan selalu benar, adakalanya kita salah, karna saya piker itu sangat wajar, tapi pastinya itu tidak akan sampai melebihi tingkat criminal, karna apa karna kedisiplinan yang telah di terapkan, akan memopongkita akan pentingnya sebuah aturan..

B.     PERMASALAHAN      
Adapun permasalahan dalam penegakan disiplin di sekolah antara lain:
o   Kemalasan
o   Tidak menghargai waktu
o   Slalu menunda
o   Sering membuang waktu untuk  hal yang tidak tepat.
o   Bagai mana sisiplin belajar mahasiswa ?
o   Faktor- factor yang yang mempengaruhi belajar mahasiswa
o   Apakah artinya disiplin belajar bagimahasiswa ?



C.    TUJUAN
·         Supaya siswa dapat menyadari betapa sungguh disiplin itu penting dalam perkembangan pribadi serta masadepan yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan motivasi lebih baik dan siswa dapat menjalankan segala sesuatunya lebih dewasa.
·         Untuk mengetahui disiplin belajar mahasiswa
·         Untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi disiplin belajar mahasiswa
·         Untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi disiplin belajar mahasiswa

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.  Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Proses Pendidikan

Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau anak (orang) yang melakukan aktifitas belajar ( Ibid: 849).  Dengan demikian disiplin siswa adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.
Salah satu pengertian pendidikan yang sangat umum dikemukakan oleh Driyarkara (1980 dalam Mikarsa, 2004:2) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus diwujudkan dalam seluruh proses atau upaya pendidikan.
Dalam Dictionary of Education dikemukakan bahwa pendidikan adalah (1) proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana dia hidup (2) proses sosial dimana sesorang diharapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.
G. Thomson (1957 dalam Mikarsa, 2004: 1.2) menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan-kebiasaan pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku. Sedangkan Crow and Crow (1960 dalam Mikarsa, 2004) menyatakan bahwa “harus diyakini bahwa fungsi utama pendidikan adalah bimbingan terhadap individu dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga dia memperoleh kepuasan dalam seluruh aspek kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diberikan beberapa ciri atau unsur umum dalam pendidikan yaitu :
1.   Pendidikan harus memiliki tujuan, yang pada hakekatnya adalah pengembangan potensi individu yang bermanfaat bagi kehidupan pribadinya maupun warga-negara atau  negara lainnya.
2.    Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan upaya yang disengaja dan terencana yang meliputi upaya bimbingan, pengajaran, dan pelatihan.
3.    Kegiatan tersebut harus diwujudkan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang lazim disebut dengan pendidikan formal, informal, dan non-formal.

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN KEDISIPLINAN

            Arti disiplin bila dilihat dari segi bahasanya adalah latihan ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri), atau kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah. Jadi arti disiplin secara lengkap adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tampa paksaan dari siapa pun (Asy Mas’udi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(Yogyakarta: PT Tiga Serangkai, 2000), h. 88.).
              Disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Kedua disiplin yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, agar berprilaku tertib dan efisien”(Kadir, Penuntun Belajar PPKN(Bandung: Pen  Ganeca Exact,1994), h. 80).  Sedangkan disiplin menurut Djamarah adalah "Suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pridadi dan kelompok”(Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru(Surabaya: Usaha Nasional, 2002), h. 12).  Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat dipengaruhi oleh paktor yang paling pokok yaitu kedispilan, disamping paktor lingkungan, baik keluarga, sekolah, kedisiplinan setra bakat siswa itu sendiri.
            Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
            Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukanhany auntuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa.
            Dalam kehidupan sering kita dengar orang mengatakan bahwa si X adalah orang yang memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin. Sebutan orang yang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat (konvensi-informal), pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu (organisasional-formal).
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilakusesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Menurut Wikipedia (1993) bahwa disiplin sekolah “refers to students complying with a code of behavior often known as the school rules”. Yang dimaksud dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, sepertiaturan tentang standar berpakaian (standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snockdalam bukunya “Dangerous School” (1999).
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah : (1)memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, (2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, (3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaanyang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.Sementara itu, dengan mengutip pemikiran Moles,Joan Gaustad(1992) mengemukakan: “School discipline has two main goals: (1) ensure the safety of staff and students, and (2) create an environment conducive to learning”. Sedangkan Wendy Schwartz (2001) menyebutkan bahwa “the goals of discipline, once the need for it is determined, should be to help students accept personal responsibility for their actions, understand why a behavior change is necessary, and commit themselves to change”. Hal senada dikemukakan oleh Wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyamanterutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampumenerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa.
Keith Devis mengatakan, “Discipline is management action to enforce organization standarts” danoleh karena itu perlu dikembangkan disiplin preventif dan korektif. Disiplin preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikutidan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah.


Disiplin dalam pengertian yang amat dasar ada dua yaitu:
1)  Ketaatan pada tata tertib
2) Latihan batin dan watak dengan maksud akan mentaati peraturan .
jadi arti disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan tata tertib, karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada hatinya. Dilihat dari sudut pandang sosiologis dan psikologis, disiplin adalah suatu proses belajar mengembangkan kebiasaan–kebiasaan, penugasan diri, dan mengakui tanggung jawab pribadinya terhadap masyarakat.
Disiplin adalah sikap patuh terhadap peraturan yang berlaku, sikap disiplin sangat penting dalam kegiatan perkuliahhan di kampus. Sikap tersebut dapat menciptakan suasana perkuliahhan yang nyaman dan kondusif, dengan bersikap disiplin mahasiswa dapat mencapai tujuan perkuliahhan. Sikap disiplin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi perkuliahhan. Apabila seorang mahasiswa memiliki sikap disiplin dalam kegiatan perkuliahhan, maka kepatuhan dan ketekunan perkuliahhan akan terus meningkat sehingga membuat prestasi kuliah meningkat juga.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian disiplin mencakup beberapa hal, diantaranya:
1.      Taat, artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku. Ketaatan didalam disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada dapat digunakan secara seimbang. Disiplin belajar bukanlah menggunakan semua waktu yang ada hanya untuk belajar akan tetapi diimbangi dengan kegiatan lain.
2.      Tertib, berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara sistematis untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Didalam kuliah mahasiswa secaara sistematis (terarah) yaitu didalam kegiatan perkuliahhan sebaiknya mahasiswa menentukkan arah dan tujuan dari perkuliahhan sehingga dengan begitu akan tercapai hasil yang efektif dan efesien, dan
3.      Tanggung Jawab, adalah kegiatan yang dikerjakan dengan penuh rasa memiliki dan rasa memiliki dan rasanya menjaganya agar setiap kegiatan yang dikerjakan betul-betul dapat dipercaya kebenaranya. Pada saat kuliah diperlukan adanya rasa tanggung jawab dari dalam diri mahasiswa supaya pada saat kulia menumbuhkan  rasa memiliki kewajiban untuk belajar sehingga akan membuat mahasiswa lebih terfokus pada pelajaran yang dipelajari dan bukan pada hal lain.
Jadi apabila mahasiswa memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam kegiatan kuliah tentunya prestasi belajar yang diperoleh menjadi baik. Sebaliknya jika mahasiswa tidak memiliki sikap disiplin dalam belajar maka kegiatan belajarnya tidak terencana dengan baik sehingga kegiatan belajarnya tidak teratur dan membuat prestasi belajar akan menurun.
Ø                              menurut Hurlock (1999: 82) disiplin yaitu suatu cara masyarakat untuk
mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok. Tujuan seluruh
disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai
dengan peran – peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu
diidentifikasinya.
Ø                              Prijodarminto, (1994: 23). Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.
Ø                               Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN 1996:29-30) menyatakan “disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat. Disiplin disini berarti hukuman atau sanksi yang berbobot mengatur dan mengendalikan perilaku”.
Ø                              Menurut Rachman (1999:168) menyatakan Disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.
Ø                              Effendi dan Praja (985: 102) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
proses usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh
kebiasaan, pengetahuan, sikap dan sesuatu yang baru sebagai hasil
pengalaman yang dilaluinya.
Ø                                Slameto (2003:2) menyatakan “belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.



B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN
Ada beberapa faktor yang memperngaruhi kedisiplinan.
·         Diri sendiri
·         Keluarga
·         Pergaulan di Lingkungan

C.    MANFAAT KEDISIPLINAN SISWA
            Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya,  serta siswa juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depan nya kelak, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bias diharapkan berguna bagi semua pihak.
D.  Kedisiplinan sebagai Pondasi Karakter Bangsa
Kedisiplinan masih jadi barang aneh sampai saat ini, termasuk pada guru. Seolah-olah kedisiplinan itu cuma punyanya tentara dan polisi saja, sehingga muncullah kesesatan bahwa guru yang menerapkan kedisiplinan itu pasti kaku dan otoriter. Hal semacam ini yang perlu kita sadari dan renungi bersama. Padahal, kedisiplinan adalah mutlak sebagai dasar kesuksesan dan majunya dunia pendidikan Indonesia. Tanpa kedisiplinan, kualitas lembaga pendidikan insya Allah dipastikan kalah oleh negara-negara tetangga yang menerapkan disiplin tinggi, seperti Malaysia dan Singapura.
Merenovasi kesadaran bersama bahwa kedisiplinan menjadi pondasi utama menerapkan berbagai keteladanan, dan bukan satu dari sekian keteladanan. Kedisiplinan harus menjadi tradisi yang diterapkan lintas dimensi dan semua aspek.
Kedisiplinan identik dengan konsistensi, ia juga merupakan simbol dari energi yang stabil, tidak kenal galau, dan berorientasi pencapaian kesempurnaan melalui proses yang penuh kecermatan.



Memulai sesuatu yang baru itu butuh perjuangan, begitupun dengan kedisiplinan. Perlu pengembangan pola pikir baru untuk memulai tradisi baru yang diharapkan menjadi karakter yang kuat. Ada 5 bentuk penanaman kesadaran yang perlu dimulai untuk menuju karakter kedisiplinan, yaitu:
  1. Manfaat dan Mudharat. Pastinya, kedisiplinan penuh akan manfaat dan tanpa satupun mudharat.
  2. Cita-cita Besar. Bangsa ini dibangun oleh pejuang dengan penuh kedisiplinan, sudah menjadi bagian karakter mereka demi meraih cita-cita besar untuk mencapai kemerdekaan sampai saat ini. Mendisiplinkan siswa untuk mampu meraih cita-cita besar mereka, tentunya kita juga harus disiplin terlebih dahulu, jelas sangat masuk akal kan?
  3. Amanah. Amanah yang ada di pundak guru adalah amanah negara dalam hal mecerdaskan bangsa, amanah dari Allah untuk turut membentuk insan cendekia, dan tentunya amanah dari orangtua masing-masing. Jadi, tentunya ini tidak bisa disepelekan begitu saja, karena amanah berpengaruh terhadap kepercayaan mereka kepada kita. Ingatlah bahwa mutu pendidikan kita sudah tertinggal jauh dibanding negara tetangga, mengejarnya dengan bahan bakar kedisiplinan, karena percuma bila fasilitas sarana prasarana sudah memadai, tapi lamban bergerak karena telat masuk sekolah. Sungguh sahabat guru, tidak kita pungkiri bahwa keteladanan akan kedisiplinan dari keluarga juga turut merosot tajam akhir dekade ini. Semakin permisifnya pola asuh, demi mengatasnamakan kebebasan memilih sesuai bakat minatnya, dan menolak pemaksaan kehendak, seringkali disalahpersepsikan oleh para keluarga baru yang kemudian menjadi model bagi anak-anaknya. Keteladanan gemar membaca sudah tergantikan dengan gemar menonton (televisi), misalnya. Teknologi yang seharusnya memudahkan malah memanjakan.Realitas buram ini yang seharusnya menjadi bara semangat guru dalam mengemban amanah luhur.
  4. Manajer Waktu yang Handal. Kedisiplinan berarti bicara jadwal. Jadwal selalu dikaitkan dengan waktu. Aturlah waktu secermat dan serapi mungkin, tidak banyak waktu luang untuk menganggur, tapi juga tidak kehabisan waktu untuk istirahat yang cukup. Skala prioritas menjadi dasar untuk mengatur jadwal. Kategorikan tingkat kepentingan dari setiap kegiatan dalam keseharian, dalam mingguan, dalam bulanan, dan dalam tahunan. Kegiatan ibadah adalah menjadi prioritas wajib yang utama. Kemudian kegiatan hiburan yang memang harus diperlukan dalam rangka menjaga keseimbangan, tetap sesuai dengan porsinya, jangan berlebihan. Serta seterusnya.
  5. Lepaskan Aktivitas Minim Manfaat. Manusia itu selalu pintar mengambil hikmah dan manfaat dari setiap kejadian atau yang dikerjakannya. Dalih untuk begadang sampai larut malam, apakah itu menonton televisi, ngobrol, dan semacamnya, pasti selalu ada alasan yang bermanfaat, minimal buat pelakunya. Inilah kecerdasan penggoda manusia yang bernama setan, dia selalu paham harus apa dan bagaimana untuk menjerumuskan umat manusia. Sekali lagi perlu kita tekankan dengan penuh kesadaran, pilihlah kegiatan yang memang timbangan manfaatnya lebih berat dibanding mudharatnya. Dengan demikian insya Allah kita akan terhindar dari hal-hal sedemikian.

E.   Bentuk- Bentuk Kedisiplinan Belajar Siswa
1)    Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajar

Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektip memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektip.

Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektip dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila kita memiliki :
  1. Kesadaran atas tanggung jawab belajar,
  2. Cara belajar yang efisien,
  3. Syarat-syarat yang diperlukan ( Oemar Hamalik,Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar(Bandung: Tarsito,2005), h. 1.).
Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Uraian tersebut sejalan dengan pendapat Slameto yang mengatakan bahwa : ” kebiasan belajar mempengaruhi belajar antara lain dalam hal pembuatan jadwal belajar dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulagi pelajaran konsentrasi serta dalam mengerjakan tugas”(Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto ryang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,1995), h. 82..).
Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar yang tepat baginya.








2)    Disiplin terhadap pemanfaatan waktu

a)    Cara mengatur waktu belajar.

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekuragan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisn. Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.

Keterampilan mengatur waktu merupakan suatu keterampilan yang sangat penting, bahkan ada ahli keterampilan studi yang berpendapat bahwa ”keterampilan mengelola waktu dan menggunakan waktu secara efisien merupakan hal yang terpenting dalam masa studi maupun seluruh kehidupan siswa”(The Liang gie, Cara Belajar Yang Efisien(Yogyakarta: liberti Yogyakarta,1995), h. 167.).


Hal ini ditegaskan oleh Harry Shaw sebagai berikut :

”Learning to use time is a valuable skill, one that will play dividends not only in studying but all through life. In fact, the ability to use time efficiently may well be one of the most significant achiements of your entire life.
 (Belajar menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan perolehan yang berharga, keterampilan yang memberikan keuntungan-keuntungan tidak saja dalam studi, melainkan sepanjang hidup. Sesungguhnya, kemampuan menggunakan waktu secaara efisien dapat merupakan salah satu prestasi yang terpenting dari seluruh hidup anda) (Ibid h. ,167).

Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.

Dalam belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.

b)    Pengelompokan waktu.

Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.

Beberapa pedoman pokok yang perlu dipahami dan kemudian diterapkan olah siswa  adalah sebagai berikut :
  1. Kelompokkanlah waktu sehari-hari untuk keperluan studi, makan, mandi, olah raga, dan urusan-urusan pribadi atau sosial
  2. Selidiki dan tentukanlah waktu yang tersedia untuk studisetiap hari.
  3. Setelah mengetahui waktu yang tersedia, setiap siswa handaknya merencanakan penggunaan waktu itu dengan jalan menetapkan macam-macam mata pelajaran berikut urutan-urutannya yang harus dipelajari setiap hari.
  4. Setiap siswa perlu pula menyelidiki bilamana dirinya dapat belajar dengan hasil yang baik.
  5. Mata-mata pelajaran yang akan dipalajari diurutkan dari  yang tersukar sampai yang termudah.
  6. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk seketika mulai mengerjakan tugas-tugas yang berkorelasi dengan studi.
  7. Berkaitan dengan pengembagan kesadaran waktu, setiap siswa hendaknya menyadari ke mana berlalunya dan untuk apa waktu 24 jam sehari (atau 168 jam seminggu, 720 jam sebulan, 8760 setahun) yang dimilikinya. ( Ibid,h. 170.)

Adapun cara lain yang lebih sederhana mengenai pengelompokan waktu, menurut Slameto adalah dengan menggunakan dasar harian, yang terdiri dari 24 jam dengan perinciannya sebagai berikut :
  1. Tidur                                           : ± 8 jam
  2. Makan, mandi, olah raga             : ± 3 jam
  3. Urusan pribadi dan lain-lain         : ± 2 jam
  4. Sisanya (a, b, c) untuk belajar     : ± 11 jam.(Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto yang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,2003), h. 83.)
Cara-cara dalam pengelompokan waktu tersebut sangat bermanfaat bagi siswa dalam menentukan kegiatannya setiap hari sehingga tidak bayak waktu yang terbuang percuma.
c)    Penjatahan waktu belajar.

Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara taratur.dan untuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak bayak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipekajari suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karna itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-keraguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut :
  1. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperlua-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.
  2. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
  3. Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
  4. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik.
  5. Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.(Ibid, h. 83.)

Adapun penjatahan waktu belajar siswa dapat dilakukan dengan membuat rencana belajar dalam bentuk jadwal belajar. Baik itu berupa jadwal belajar mingguan, harian, atuapun bulanan, dengan menentukan jumlah mata pelajaran yang akan dipelajarinya setiap hari serta menetapkan jadwalnya. Dimana setiap siswa dapat mengetahui sendiri pelajaran yang sulit ataupun mudah, sehingga dia dapat menentukan waktu yang sesuai atau cukup untuk mempelajarinya.

Sejalan dengan hal tersebut, rencana belajar yang baik mempunyai manfaat atau paedah. Adapun manfaat atau paedahnya antara lain :
  1. Menjadi pedoman danpenuntun dalam belajar, sehingga perbuatan belajar menjadi lebih teratur dan lebih sistematis.
  2. Menjadi pendorong dalam belajar.
  3. Menjadi alat bantu dalam belajar.
  4. Rencana belajar yang baik akan membantu saudara untuk mengontrol, menilai, memeriksa sampai di mana tujuan saudara tercapai.(Oemar Hamalik, Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar(Bandung: Tarsito,2005), h. 31-32.)

d)    Disiplin terhadap tugas.

(1)    Mengerjakan tugas rumah

Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa : ”Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri”(Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto yang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,2003), h. 87.).



Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah.jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
Ada beberapa petunjuk mengerjakan tugas dengan baik, baik itu berupa pekerjaan rumah atau latihan dari buku pegangan soal buatan sendiri, sebagai berikut :
  1. Siapkan terlebih dahulu peralatan dan buku-buku yang diperlukan, misalnya buku catatanm buku pegangan, ringkasan, rumus-rumus, daftar-daftar yang lain, kertas, alat tulis, penggaris, jangka, penghapus dan lain-lain yang diperlukan.
  2. Tentukan berapa lama waktunya anda akan mengerjakan tugas tersebut.
  3. Bacalah petunjuk terlebih dahulu dengan baik-baik, jika soal itu bukan buatan sendiri.
  4. Bacalah soalnya satu demi satu dari nomor satu sampai nomor terakhir.
  5. Mulailah mengerjakan dengan memilih nomor yang paling mudah dulu, baru nomor yang lain dari nomor yang agak mudah sampai yang terahir.
  6. Jika mengalami kesulitan dalam mengerjakannya, lihatlah catatan atau buku pegangan atau ringkasan untuk mendapatkan tuntunan.
  7. Jika terpaksa tidak dapat mengerjakan lagi, catatlah soal itu dan di lain waktu mintalah petunjuk kepada orang lain, misalnya kepada kakak atau ayah, teman-teman atau kepada guru yang bersangkutan.
  8. Sesudah semua soal dikerjakan, periksalah kembali semua nomor jawaban itu.
  9. Koreksilah jawaban itu dengan memakai kunci atau melihat ke buku catatan atau pegangan.
  10. Betulkan jawaban-jawaban yang salah.
  11. Jika tugas itu harus dikumpulkan, salinlah dikertas yang baik dengan tulisan yang jelas dan rapi, jangan lupa menulis nama, kelas, mata pelajaran apa, dan hari atau tanggal berapa tugas itu diberikan atau dikumpulkannya.
  12. Jika tugas itu sudah dikembalikan, periksa dan betulkan jawaban anda yang salah.
  13. Jika tugas itu tidak dikumpulkan, salinlah jawaban yang sudah betul dan atau dikoreksi ke dalam buku latihan atau di kertas tersendiri untuk dipelajari lebih lanjut.
  14. Jika anda menyalinnya ke dalam kertas sendiri, bendellah menjadi satu untuk tiap-tiap mata pelajaran kemudian dibukukan atau dimasukkan ke dalam map.
  15. Simpanlah baik-baik pekerjaan itu, baik tugas dari guru  muapun bukan.(Ibid, h. 89-89)

(2)    Mengerjakan tugas di sekolah

Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut :
  1. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terahir mengerjakan tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).
  2. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari sebelumnya.
  3. Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.
  4. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.
  5. Peliharalah kondisi kesehatan.
  6. Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.
  7. Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.(Ibid, h. 89-90.)

(3)    Disiplin terhadap tata tertib.

Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karna dalam suatu sekolah tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana,

Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa : ”Peraturan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur prilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa” (Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek(Jakarja: Rineka Cipta,1993),h. 122.). Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas.

Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertip kelas yang baik tampa adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertip sekolah serta terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.

Oleh karna itu ada beberapa hal yang harus dikembangkan oleh guru dalam pembinaan disiplin guna terlaksananya tata tertib dengan baik antara lain yaitu :
  1. Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan murid-murid yaitu demi terjaminnya hak dan kewajiban masing-masing dan demi tercapainya tujuan bersama.
  2. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab kepada murid-murid.
  3. Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis.
  4. Mengorganisir kegiatan kelompok besar maupun kecil.
  5. Memberi kesempatan untuk berdiri sendiri, berpikir kritis terutama mengemukakan dan menerima pendapat.
  6. Memberi kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinan dan kerja sama.
  7. Menciptakan kesempatan untuk mengembangkan sikap yang diinginkan secara sosial psikologis.(Subari, Supervise Pendidikan (Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar)(Jakarta: Bina Aksara,1994),h. 168.).



Dengan demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan terciptanya disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan baik, maka di dalam suatu lambaga atau lingkungan sekolah perlu menetapkan sikap disiplin terhadap siswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baik.

c.    Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

1)    Pengertian prestasi belajar.

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni ”prestasi” dan ”belajar”. Antara kata ”prestasi” dan ”belajar” mempunyai arti yang berbeda. Oleh karna itu, sebelum pengertian ”prestasi belajar” penulis akan mengemukakan pengertian dari masing-masing kata tersebut di atas sebelum kita memahami pengertian kata ”prestasi belajar” secara utuh.

”Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”.(Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru(Surabaya: Usaha Nasional,1994),h. 19) 

Wjs. Poerwadaraminta berpendapat dalam bukunya Djamarah, bahwa ”prestasi adalah hasil yang telah dicapai(dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”(Ibid,h. 20.)

Dari pengertian prestasi di atas, terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namu intinya sama. Sedangkan belajar adalah :”suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari”(Ibid,h. 21.)  dan ada juga yang berpendapat bahwa. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.(Oemar Hamalik,Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar(Bandung: Tarsito,2005),h. 21)



Jadi prestasi belajar adalah ”hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar”(Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru,h. 24.)

Dari pengertian prestasi belajar di atas, dapat dipahami bahwa begitu luas makna prestasi belajar yang bukan hanya berbentuk angka semata, akan tetapi juga mencakup tentang perubahan tingkah laku.
Jadi prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang didapatkan oleh peserta didik yang berujut angka atau nilai dalam mata pelajaran IPS Ekonomi setelah proses belajar dilaksanakan.
2)    Indikator prestasi

Pada prinsipnya, pengungkapkan hasil belajar ideal meliputi ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu hususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil balajar itu ada yang bersipat tidak dapat diraba. Oleh karna itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun karsa.

Bentuk perilaku sebagai tujuan, dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi. Benyamin S. Bloon dan kawan-kawan menamakan hal ini dengan ”The Taxonomy Of Educational Objektives” taxonomi tujuan pendidikan . Bloon dkk, berpendapat bahwa tujuan pendidikan atau pengajaran dapat diklasifikasikan ke dalam 3 hal domain (daerah), yaitu : Domain kongnitif, domain afektif, domain psiko-motor. (
Muhammad Ali,Guru Dalam Proses Belajar Mengajar(Bandung: Sinar Baru Algensindo,2007),h. 42)





a)    Domain Kongnitif

Domein kongnitif berkenaan dengan prilaku yang berkorelasi dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Domain ini mempunyai 6 tingkatan. Tingkatan yang palaing rendah menunjukkan kemampuan yang sederhana, sedangkan yang paliang tinggi menunjukkan pengetahuan yang cukup kompleks.
Tingkatan kemampuan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Pengetahuan
  2. Pemahaman 
  3. Penerapan
  4. Analisis
  5. Sinthesis
  6. Evaluasi. Ibid,h.42
b)    Domain Afektif

Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, interest, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial. Sebagai mana kongnitif, afektif juga mempunyai klasifikasi tingkatan dari sederhana ke yang komleks. Tingkatan itu adalah :
  1. Kemauan menerima
  2. Kemauan menanggapi
  3. Berkeyakinan 
  4. Penerapan karya
  5. Ketekunan dan ketelitian. Ibid,h.43-44








c)    Domain Psiko-motor

Domain psiko-motor mencakup tujuan berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersipat manual dan motorik. Domain ini meliputi tingkatan sebagai berikut :
  1. Persepsi
  2. Kesiapan melakukan suatu kegiatan
  3. Mekanisme
  4. Respon terbimbing
  5. Kemahiran
  6. Adaptasi
  7. Originasi. Ibid,h.45
Dengan mengetahui indikator prestasi belajar, guru akan mengetahui bagai mana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karna mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas . keberhasilan dalam arti luar berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa dan karsa manusia.
d)    Korelasi Konseptual Kedisisplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa

Kedisiplinan sekolah erat hubungaannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekarjaan administrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengegola seluruh staf beserta siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa.

Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu memberi pangaruh yang positif terhadap belajarnya. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplinnya kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar.



Kurang bertanggung jawab karena bila tidak melaksanakan tugas tetap tidakada sanksi. Hal apapun yang dilakukan dalam proses belajar, siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

”Dengan demikian, agar siswa belajar lebih maju maka siswa harus belajar disiplin dalam belajar baik disekolah, rumah ataupun diperpustakaan. Agar siswa disiplin, harus guru beserta staf yang lain disiplin juga”(
Slameto, Belajar dan Faktir-Faktoryang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,1987),h. 69.)

Kedisiplan itu merupakan dasar untuk mencapai prestasi yang baik, karena kedisiplinan merupakan dasar untuk memperoleh prestasi, terutama dalam mempelajari pelajaran bidang studi IPS Ekonomi. Oleh karna itu kedisiplinan sangat berperan terhadap prestasi belajar siswa.

Dengan sikap disiplin akan membuat siswa memiliki kecakapan menangani cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses menuju pembentukan watak yang baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan sikap disiplin akan memungkinkan untuk memperoleh serta mendapatkan prestasi dari setiap individu yang beraktifitas, lebih-lebih dalam korelasinya dengan prestasi belajar.









F.     PELAKSANAAN KEDISIPLINAN DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH
Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan ddari dalam diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan di lingkungan sekolah.
a)      Dating kekampus tepat waktu;
b)      Rajin belajar;
c)      Mentaati peraturan ;
d)     Mengumpulkan tugas yang diberikan dosen tepat waktu
e)      Memotong rambut jika kelihatan panjang;
f)       Selalu berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.     Kesimpulan
            Dengan demikian, telah kita simpulkan bahwa disiplin di sekolah itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan belajar mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk di masa depan bagi pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak.
            Oleh karena itu, marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bias diandalkan. Jika tidak dari sekarang kita membiasakan untuk berdisiplin, kapan lagi kita bias merubah dunia ini? Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman untuk menjadi lebih baik bagi para pembaca khususnya parasiswa. Terimakasih.

Daftar Pustaka